cari cari ...

Saturday, December 4, 2010

Mau Bungkam Wikileaks, Obama Pake Pakar Teroris

Presiden AS Barack Oba­ma menunjuk pakar anti-te­rorisme Russell Travers da­lam upaya memerangi ba­haya Wikileaks dan pen­g­ung­kapan data secara ilegal di masa mendatang.

   Pernyataan Ge­dung Putih menyebutkan, Tra­vers, Wakil Direktur Pusat In­formasi Kontraterorisme Na­sio­nal, akan memimpin upaya kom­prehensif meng­iden­ti­fikasi dan mengem­bangkan reforma­si struk­tural  untuk me­nanga­ni pelang­garan Wi­kileaks.

Pemerintah Washington kehi­langan kendali setelah situs pem­bocor dokumen ra­hasia itu pekan lalu meng­ung­kap 250 ribu data rahasia dip­lomatik AS, yang se­bagian besar berhasil mem­perma­lukan pemimpin-pemim­pin negara tetangga.

Penun­juk­kan Travers me­ngin­dikasikan, pemerintahan Obama merasa ‘ter­sengat’ oleh pemberitaan itu dan se­gera mengambil lang­kah sub­stansif untuk menghindari hal serupa di kemudian hari.

Di antara tugas barunya, Tra­vers akan memberikan na­s­ihat bagi staf keamanan na­sional mengenai tindakan per­baikan. Dia juga akan meng­koordinasi diskusi pe­ngem­bangan teknologi atau peru­bahan kebijakan untuk men­cegah kebocoran. Sebe­lum­nya, Travers bertugas me­ngatur arus informasi ber­kenaan dengan terorisme ke lembaga-lembaga AS sejak serangan 11 September.

The Washington Post men­des­kripsikan Travers sebagai pe­lindung dan koordinator pem­­­bagian data terorisme ne­gara. Namun, Pusat Kon­tra­terorisme Nasional, yang me­­rupakan tem­patnya be­kerja, merupakan satu dari sekian lembaga yang menya­lahkan dirinya atas kegagalan me­ng­­­ung­kap komplotan pe­ledak pe­s­awat AS pada Na­tal tahun lalu.

Sebagian besar data yang di­ungkap Wikilekas berasal dari Departemen Luar Negeri atau diplomat dalam misi luar negeri, yang memaksa AS menelaah kembali prosedur keamanan. “De­partemen ini akan me­nge­rah­kan alat oto­matis yang akan terus me­monitor jaringan untuk men­deteksi anomali (keanehan) yang tidak mudah terlihat. Selan­jutnya staf akan meng­analisis anomali tersebut un­tuk me­mas­tikan bah­wa itu tidak mengancam sistem,” pernyataan Gedung Putih.

Dewan penasihat intelijen Presiden (PIAB) berusaha men­cari cara pembagian ca­bang ek­sekutif dan me­lin­dungi data. PIAB akan me­nge­cek kebocoran data rahasia di seluruh peme­rin­tahan dan memastikan kebutuhan untuk berbagi informasi atau me­lindungi informasi. tempointeraktif.com

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More