cari cari ...

Showing posts with label hizbut tahrir. Show all posts
Showing posts with label hizbut tahrir. Show all posts

Friday, October 12, 2012

Persatuan dan khilafah, syarat kebangkitan Islam

Ada 3 perkara yang menjadi alasan penting terjadinya kebangkitan Islam. Pertama adalah umat Islam harus berani melepaskan secara total atas ketergantungan terhadap dominasi kekuatan Barat. Keduanya, bersunya Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan ketiga, berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah. Demikian disampaikan Rahmat S Labib, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

 “Kita harus melepaskan ketergantungan kita kepada Barat bukan karena Eropa-nya, bukan karena Amerika-nya, tetapi karena akidah yang mereka peluk,” jelas Rahmat S Labib dalam tausyiahnya di acara “Liqo Syawal dan Silahturahim Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia” di lapangan Monumen Nasional (Monas), Selasa (24/09/2012) kemarin. Menurut Labib, jika umat bisa tegas dalam meletakkan kekuatan Amerika dan para sekutunya sebagai "musuh", maka inilah kunci pertama kebangkitan umat Islam.

Selain itu adalah persatuan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan bergerak bersama dalam membangun kebangkitan Islam. Menurutnya, hancurnya negara-negara Islam dari Palestina, Iraq hingga Afghanistan karena terjajah oleh Amerika dan kekuatan masih tidak bersatu. Parahnya, sebagian masih menganggap Amerika itu sebagai kawan.

Dari persatuan itulah, kaum Muslim bisa bergerak menuju kunci ketiga, yakni kebangkitan Islam. Dan kebangkitan Islam itu ditandai dengan berjuang menegakkan lahirnya Khilafah Islamiyah. Sebelumnya, kepada hidayatullah.com, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga sempat menegaskan perbedaan konsep Khilafah Islam berbeda dengan sistem Imamah yang diyakini aliran Syiah.

Menurut Syamsudin Ramadhan, pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI, salah satu perbedaan penting antara Syiah dan Hizbut Tahrir, Syiah menganggap seorang Imam adalah ma’sum (terpelihara dari dosa, yang itu merupakan salah sifat Rasul, red) sedangkan seorang khalifah tidak.*  (hidayatullah.com Sabtu, 13 Oktober 2012 Persatuan dan khilafah, syarat kebangkitan Islam)

Friday, November 11, 2011

HTI Menolak Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama

HTI Menolak Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Demo-demo di sejumlah tempat untuk menolak kedatangan Presiden Obama pada saat KTT ASEAN di Bali pada tanggal 17-19 November 2011. Ribuan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi damai menolak kedatangan Presiden Barack Obama, minggu lalu (7/11/2011) dan akan mengalang aksi demo yang lebih besar lagi pada hari minggu (13/11/2011). Lokasi demo dari sekitaran Bundaran HI mengarah ke Istana Merdeka dan di akhiri di depan Kedubes AS di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Menurut rencana Presiden Obama akan datang ke Bali pada tanggal 18-19/11/2011 untuk menghadiri pertemuan ASEAN dengan Amerika serta ASEAN-ASIA Timur. Agenda utamanya adalah membahas Deklarasi Kode Etik Laut China Selatan. Kawasan Laut Cina Selatan adalah kawasan Konflik Proxy War (Perang Kepanjangan Tangan) AS - Cina. Kepulauan Spratly menjadi Salah Satu Pemicu Konflik Kawasan Laut Cina Selatan Pulau Pagasa, salah satu pulau di kepulauan Spratly yang memicu ketegangan di kawasan Laut Cina Selatan.

Kepulauan Spratly menurut Analisis Clive Schofield dan Ian Storey di sebutkan ada 1-2 miliar barrel minyak dan 225 tcf (triliun cubic feet) gas alam. Estimasi Lembaga Statistic Amerika Serikat, Energy Information Administration (ELA) menyatakan di bawah Spratly terdapat sedikitnya 7 miliar barrel minyak dan 150,3 tcf (triliun cubic feet) gas alam.

Banyak alasan terkait kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia antara lain yaitu:
(1) Kepentingan AS di Asia Tenggara sebagai Tiga pintu masuk kawasan Asia Tenggara -Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok, dimana merupakan titik penting dalam sistem perdagangan dunia dan jalur terpendek India-Cina-Indonesia.
(2) Untuk menghadapi semakin meningkatnya pengaruh ekonomi Cina ke Asia Tenggara sehingga dominasi ekonomi AS di Asia Tenggara tetap kuat.
(3) Kepentingan Militier ( national security ), Asia Tenggara penting sebagai pos untuk pergerakan kehadiran militer Amerika Serikat di Pasifik Barat dan Samudera Hindia.
(4) Untuk menghadapi semakin meningkatnya pengaruh militer Cina ke Asia Tenggara sehingga dominasi militer AS di Asia Tenggara tetap kuat bagi kepentingan AS di Asia Tenggara.
(5) Kepentingan Politik, Asia Tenggara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Asia Tenggara representasi dari Islam Moderat. Islam Moderat bagi AS lebih dapat mengakomodasi kepentingan globalnya di Dunia Islam. Asia Tenggara sebagai medan kedua ( the second front ) bagi perang terhadap terorisme (war on terrorism).
(6) Kebutuhan energi Amerika Serikat sangat besar, dan Indonesia merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan tersebut. Sehingga AS ingin memperpanjang kontrak-kontrak di bidang migas dan tambang seperti ExxonMobil di Aceh, Kepulauan Natuna dan Cepu, Unocal-Texaco di Kaltim, Chevron-Caltex di Riau, Conoco di Papua dan lainnya; belum lagi pengerukan emas dari dua tambang terbesar di Indonésia, milik PT Freeport dan Newmont.

 

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) secara tegas menolak kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia. Mereka menganggap Obama adalah presiden dari negara yang jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim. "Obama itu presiden penjajah, beberapa negera muslim telah dijajah diantaranya Irak dan Afghanistan," kata Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail.

Kunjungan Obama adalah untuk mengokohkan kepentingan Amerika serikat di wilayah Asia timur termasuk Indonesia. Kehadiran Obama di forum itu untuk memastikan bahwa wilayah itu secara politik dan ekonomi tetap menganut sistem dan ideologi kapitalisme. Disini kepentingan ekonomi dan politik AS tetap terjaga, jadi kedatangan Obama tidak lain untuk semakin mengokohkan penjajahan atau imperalisme AS atas wilayah ini

kabarindonesia.com 11/11/2011 HTI Menolak Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama

Saturday, December 4, 2010

HTI Gelar Pawai Tahun Baru Islam

Menyambut tibanya tahun baru 1432 hijriah, DPD Hitbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Banjarbaru, menggelar pawai.

Pawai itu dimulai dari bundaran tugu simpang empat Banjarbaru, tepatnya di samping Pos Lantas Banjarbaru, menuju tugu tropi Adipura, Sabtu (04/12/2010).

Pantauan Bpost Online, gerombolan pawai itu diawasi langsung Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Banjarbaru, AKP Dese yang memerintahkan sejumlah anak buahnya untuk mengawal jalannya pawai tersebut.

Pawai itu diikuti santri putra yang menggenakan pakaian koko dan sarung warna putih. Kaum perempuan sepertinya mendominasi dalam pawai itu.

Sebagian aktivitis perempuan manula menaiki kereta kuda dan sebagian aktivitis perempuan yang berusia muda, berjalan beriringan sembari membawa poster seruan dan sebagian lagi membawa panji lambang HTI berwarna hitam.

Sepanjang perjalanan, rombongan itu  mengumandangkan seruan takbir dan tahmid, sesusai mendengarkan seruan juru bicara pawai melalui alat pengeras suara dari atas pikap

"Momentum tahun baru islam ini hendaknya menjadi awal kebangkitan untuk mengintrospeksi diri dan menegakkan khilafah Islamiyah," ujar juru bicara itu yang disambut dengan teriakan rombongan dengan takbir "Allahu Akbar". 

Tuesday, November 9, 2010

Hati-hatilah Terhadap Racun Obama!

Hizbut Tahrir Indoensia (HTI) mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati menghadapi racun Presiden AS Barrack Obama menyusul rencana kunjungannya ke Indonesia pada 9-10 November 2010 mendatang. HTI menilai bahwa racun Obama sangat nyata dan terasa di negeri ini.

"Telah tampak jelas bahwa kunjungan Obama tak lain demi mengimplementasikan rencana beracunnya itu, melemahkan dan mematikan Anda," ucap anggota DPP HTI, Rochmat S Labib di kantor HTI, di Jakarta, Jumat (5/11/2010).

Dikatakan, Amerika adalah aktor di balik masalah terorisme buatan yang menjamur di Indonesia. Amerika juga berupaya mengubah kurikulum di pesantren-pesantren yang memiliki manajemen mandiri, khususnya setelah munculnya masalah teroris.

Selain itu, Amerika, melalui dinas intelejennya, mengikat kerjasama dengan dinas intelejen Indonesia. Bahkan, Amerika ternyata telah mendorong gerakan separatis di Papua untuk melanggengkan hegemoninya atas tambang emas yang merupakan tambang emas terbesar di dunia.

"Sosok Presiden seperti itulah yang rencananya akan berkunjung ke Indonesia. Sebuah sosok yang kejam, yang tidak beda dengan Bush," imbuhnya. tribunnews.com 

Friday, November 5, 2010

Pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia: “TOLAK OBAMA, (Presiden Negara Penjajah)”

KANTOR JURU BICARA
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomer: 187/PU/E/11/10
Jakarta, 05 November 2010/28 Dzulqa’dah 1431 H
PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
“TOLAK OBAMA,
(Presiden Negara Penjajah)

Setelah berulang kali tertunda, diberitakan Presiden AS Barack Obama pada 09 - 10 November mendatang akan berkunjung ke Indonesia di tengah negeri ini tengah ditimpa banyak bencana. Dalam kunjungan itu, disamping akan melakukan public speech, Presiden Obama bersama Presiden SBY akan menandatangani  naskah Kemitraan Komprehensif (Comprehensif Partnership) yang diyakini akan menjadi landasan kokoh bagi peningkatan hubungan  AS dan Indonesia di masa mendatang.

Berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan bahwa sesungguhnya Obama adalah presiden dari sebuah negara yang saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan. AS juga terus menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tak terhitung besarnya kerugian yang ditimbulkan. Menurut penelitian John Hopkins University, akibat invasi AS ke Irak sejak tahun 2003 lebih dari 1 juta warga sipil Irak tewas. Memang dulu ketika AS menginvasi Irak dan Afghanistan, AS dipimpin oleh Presiden Bush. Tapi Obama tidak mengubah kebijakan biadab itu. Memang sebagian pasukan AS sudah ditarik dari Irak, tapi masih banyak lagi yang tinggal. Belum lagi beres urusan Irak, Obama bahkan sudah menambah 30 ribu pasukan ke Afghanistan. Itu artinya tingkat kerusakan dan penderitaan rakyat di sana, termasuk yang kemungkinan bakal tewas, akan meningkat.
Sosok presiden seperti itulah yang rencananya akan berkunjung ke Indonsia. Sebuah sosok yang kejam, yang tidak beda dengan Bush, yang tangannya berlumuran darah, dan yang tidak memiliki rasa belas kasih sedikitpun. Obama hingga sekarang juga tidak sedikitpun mengungkapkan rasa simpati terhadap para korban invasi Israel ke jalur Gaza di awal tahun 2009 lalu. Jangankan simpati terhadap korban atau kutukan terhadap pelaku, menyinggung peristiwa itu saja tidak pernah ia lakukan. Padahal itu peristiwa besar dengan korban lebih dari 1.300 orang tewas, yang telah menarik perhatian masyarakat dunia. Tapi bagi Obama, tragedi Gaza itu seolah tidak pernah ada.

Obama memang tamu. Tapi tamu itu ada dua macam. Tamu yang baik dan tamu yang bermasalah. Obama adalah jenis tamu yang kedua, karena dia hingga sekarang terus menghancurkan negeri-negeri Muslim dan membunuhi rakyat di sana.

Tambahan lagi, Indonesia dalam pembukaan UUD 45 telah menegaskan penentangannya terhadap segala bentuk penjajahan, dan oleh sebab itu penjajahan itu harus dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bila konsisten dengan prinsip ini semestinya Indonesia juga harus menentang penjajahan yang dilakukan oleh AS di Irak dan Afghanistan. Dan bentuk paling ringan dari penentangan itu adalah menolak kehadiran presiden dari negara penjajah itu.
Juga, kedatangan Presiden Obama hanyalah merupakan bagian dari politik belah bambu di dunia Islam. AS berusaha menampilkan citra positif di satu negara muslim seperti Indonesia, untuk menutupi kejahatannya di negeri Islam lainnya (Irak, Afghanistan, Palestina, Pakistan dan lainnya) sehingga AS tetap bisa meraih dukungan dari negeri-negeri muslim atas semua tindakan kejinya yang dilakukan di negeri muslim yang lain.
Maka, berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
  1. Menolak kehadiran Presiden AS Barrack Husein Obama ke Indonesia karena  dengan semua tindakan brutal di sejumlah negeri muslim seperti Irak, Afghanistan dan di perbatasan Pakistan - Afghanistan termasuk di Indonesia itu, berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam. Serangan terhadap satu negeri Islam hakikatnya adalah serangan terhadap seluruh umat Islam. Oleh karena itu, dalam pandangan syariat Islam, AS sekarang ini termasuk kategori muhariban fi’lan atau negara yang dalam status memerangi umat Islam secara de facto. Presiden dari sebuah negara seperti itu tidak layak untuk diterima sebagai tamu.
  2. Kunjungan Presiden AS Obama ke Indonesia tidak lain adalah untuk mengokohkan kepentingan politik dan ekonomi AS di negeri ini. Indonesia adalah negara yang sungguh penting buat AS. Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia. Kaya sumberdaya alam, khususnya energi. Banyak perusahaan AS khususnya di bidang migas dan pertambangan yang beroperasi di Indonesia. Kunjungan Obama ke Indonesia untuk memastikan bahwa Indonesia tetap dalam orbit pengaruhnya. Secara politik tetap menganut sistem dan ideologi sekuler. Dan secara ekonomi, kepentingan ekonomi AS tetap terjaga. Artinya, kunjungan Presiden Obama akan semakin mengokohkan penjajahan (tidak langsung) AS atas negeri ini. Naskah Kemitraan Komprehensif yang ditandatangani oleh Obama dan SBY diyakini justru akan semakin mengokohkan genggaman negara imperialis itu. Dengan kata lain, Kemitraan Komprehensif membuka jalan bagi Penjajahan Komprehensif. Maka, di tengah banyaknya  bencana yang tengah melanda, kehadiran Presiden Obama tak pelak bakal menimbulkan bencana yang lebih dahsyat lagi, yakni makin kokohnya penjajahan AS atas negeri ini.
  3. Riwayat hidup Presiden Obama yang masa kecilnya pernah tinggal dan bersekolah di Jakarta, juga ada di antara nenek moyangnya yang beragama Islam tidak bisa dijadikan dasar untuk mengistimewakan dirinya. Penilaian atas Obama harus didasarkan pada apa yang dilakukan saat ini selama menjadi Presiden AS. Jangankan sekadar pernah tinggal di Indonesia dan ada nenek moyangnya beragama Islam, seorang warga negara Indonesia yang Muslim sekalipun bila tangannya berlumuran darah, membunuh banyak orang tetap saja harus kita hukum. Ingatlah pada sebuah hadits di mana Rasulullah menyatakan bahwa andai Fatimah anak perempuan Muhammad mencuri niscaya pasti juga akan dipotong tangannya.
  4. Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang mewujudkan kehidupan Islami dimana di dalamnya diterapkan syariah Islam di bawah naungan Khilafah. Hanya dalam kehidupan seperti itu saja, izzul Islam wal muslimin termasuk perlindungan terhadap negeri-negeri muslim dan harkat, martabat serta kehormatan umat Islam bisa diwujudkan. Dalam sistem sekular dengan penguasa tidak amanah seperti sekarang ini, umat Islam dan negeri-negeri muslim akan terus menerus dilecehkan, dihisap dan dihancurkan oleh negara kafir penjajah, dan untuk sekadar menolak kehadirannya pun tidak mampu.
Wassalam,
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

hizbut-taharir.co.id

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More