cari cari ...

Monday, June 11, 2012

HTI Taja Konferensi Tokoh Umat, Kenalkan Khilafah Model Terbaik Negara yang Mensejahterakan

Tapi ironisnya, kata Abrar kekayaan alam Indonesia yang melimpah ternyata tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan dan kemakmuran sebagaian besar rakyat dan kondisi keuangan negara.

"Tikus mati dilumbung padi, itulah ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi rakyat Indonesia saat ini. Betapa tidak, kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tapi rakyatnya banyak yang miskin, dan termasuk kategori negara miskin," sebutnya.

Abrar mengatakan, akar masalah dari semua itu adalah sistem ekonomi kapitalis liberal yang diterapkan di negeri ini yang merupakan sistem ekonomi kapitalisme. Dimana pemikiran sistem kapitalisme ini adalah hakikat manusia serakah dan egois dan mementingkan golongan.

"Maka solusi terbaik dari semua permasalahan pengelolaan sumber daya alam dan energi yang dihadapi umat manusia adalah, tidak ada cara lain kecuali kembali kepada ajaran Islam secara kaffaah. Karena Islam telah menyediakan semua aturan dan sistem terkait perbuatan manusia," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan pembicara lainnya, Syamsul Arifin. Katanya, model pengelolaan kekayaan alam dan energi dalam Islam semua sudah diatur dalam Al Qur'an dan Hadist. Dimana konsep kepemilikan itu diberikan kepada kepemilikan Individu, umum dan negara.



Sebuah konferensi tokoh umat digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Riau. Tujuannya, mengenalkan khilafah sebagai model terbaik negara yang mensejaterakan rakyat.

Riauterkini-PEKANBARU- Untuk mencari solusi terbaik di dalam sistem ekonomi dan mengelolaan sumber daya alam dan energi yang mensejahteran umat sesuai Syariah Islam. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia Riau membuat konferensi umat dengan tema "Khilafah model terbaik negara yang menyejahterakan".

Bertempat di Balairuang Hotel Pangeran, Ahad (10/6). Hadir sebagai pembicara dalam Konferensi umat tersebut. Di antaranya, Abrar, MSi sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UIR, Syamsul Arifin sebagai aktivis Hizbut Tahrir Indonesia dan M. Rahmad Kurnia Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia.




Dalam pembahasanya di hadapan seribuan peserta, Abrar menyoroti tentang kesalahan kapitalisme dalam pengelolaan sumber daya alam dan enegri di Indonesia. Dimana, menurut Abrar, Indonesia sebagai negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam dan energi yang melimpah dan bernilai tinggi. Seperti emas, minyak, gas, batubara dan sebagainya.

"Dimana dalam kepemilikan umum adalah hak untuk memiliki sesuatu secara kolekrif. Seperti ; air, udara, dan api. Sedangkan untuk kepemilikan negara, harta yang dikelola negara. Seperti ; zakat, pajak, ghanimah, fai. Dan kepemilikan individu adalah hak memiliki sesuatu secara individu, seperti ; bekerja, waris, hadian dan barang," paparnya.

Sedangkan menurut Ketua DPD Hizbut Tahrir Indinesia, M Rahmat Kurnia. Politik ekonomi Islam untuk pertumbuhan yang stabil dan menyejahtrakan adalah dititik beratkan pada sektor harta dan kekayaan, tanah, industri dan perdagangan barang serta jasa. Dan katanya, inilah dasar terjadinya politik kapitalisme yang tidak sesuai dengan ekonomi Islam.

"Politik ekonomi kita saat ini sedang sakit, dan satu-satunya yang bisa menyembuhkan penyakit umat adalah akidah dan syariat Islam secara kaffah. Isalam bukan hanya menjamin kebutuhan pokok tapi memberikan peluang yang sama bagi semua umat manusia," katanya.***(jor)http://www.riauterkini.com/politik.php?arr=47880. HTI Taja Konferensi Tokoh Umat, Kenalkan Khilafah Model Terbaik Negara yang Mensejahterakan

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More