cari cari ...

Tuesday, October 25, 2011

Waspadai Konfrontasi di Afrika dan Timteng

Kamis pekan lalu, dunia internasional dihentakkan dengan berita kematian pemimpin Libya, Moammar Khadafi. Khadafi tewas di tangan bangsanya sendiri, yang tergabung dalam Front Pembebasan Rakyat Libya (NTC) yang dibantu oleh NATO. Menjadi buronan di negaranya sendiri, Khadafi pun tewas di kampung halamannya di Sirte.

Sontak dunia Barat bersorak menyambut tewasnya sang 'diktator', yang oleh mantan Presiden AS Ronald Reagan sempat dijuluki sebagai 'anjing gila' dari Afrika. Mereka, terutama AS, adalah yang paling berkepentingan, karena setelah tewasnya Khadafi, tak akan ada lagi penghalangan mereka untuk merambah negara kaya minyak itu. Sudah terbayang, apa yang akan terjadi di negara ini pasca tewasnya Khadafi.

Sangat mungkin, Libya akan bernasib tak jauh berbeda dengan Irak. Di mana, setelah pimpinan diktatornya Saddam Hussein dijatuhkan, negara itu membara bak medan laga tak bertuan. Irak, dengan Baghdadnya yang terkenal sebagai Negara Seribu Satu Malam pun hancur. Simbol sejarah di Timteng itu pun musnah sudah. Tinggalah di sana bercokol AS dengan sekutu-sekutunya. Di sisi lain, sisa-sisa kekuatan Saddam yang menjadi pemberontak masih bergerilya. Hancurlah, entah berapa generasi di sana.

Saat ini, negara-negara Timteng lainnya pun terus bergolak. Pemimpin-pemimpin mereka yang telah bercokol lama di tumpuk kekuasaan pun digoncang. Suriah, Yaman, dan yang lainnya pun menghadapi kejamnya peperangan di depan mata. Kekakuan pemerintahan di sana, kini tengah diterjang masuk gelombang keharusan demokrasi dari negara-negara Barat.

Seolah berlaku hukum, barang siapa tak sejalan dengan AS, Eropa dan sekutu-sekutunya, maka negara itu akan dikeroposi dari dalam. Bukan oleh mereka, melainkan oleh bangsanya sendiri. Cukup difasilitasi dengan dana Barat, dicekoki dengan idealisme dan ideolagi Barat, maka habislah negara negara Timteng dan Afrika diadu domba AS dan sekutunya.

Melihat gejala ini, kita di Indonesia pun harus mulai berhati-hati. Negara kita jauh lebih besar daripada negara negara Afrika dan Timteng itu. Meski kita juga bukan negara Islam, tetapi kita adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Kekayaam alam kita jauh lebih lengkap daripada negara-negara Timteng dan Afrika itu, meski kita bukanlah tambang emas hitam seperti mereka.

Adalah sebuah kepentingan yang sangat besar, jika negara-negara besar yang terus mencari sumber kekayaan alam itu mulai bergerak ke Asia. Merusak moral dan idiologi adalah cara termudah untuk titik awal penetrasi Barat ke Indonesia. Serangan militer, adu domba, dan cara lain yang digunakan di Timteng dan Afrika mungkin tak mempan di sini. Namun, kita harus tetap waspada dan bersatu menerjang berbagai kekuatan yang bisa menghancurkan negara ini. suarakarya-online.com Waspadai Konfrontasi di Afrika dan Timteng

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More