cari cari ...

Friday, October 8, 2010

Ungkap aliran ‘Mullah Abraham’ sesat di Bireuen

Allah tidak mengizinkan tanah Peusangan ini dikotori dengan aliran sesat, makanya terungkap semua para pengikutnya, kami tidak akan diam untuk membersihkan desa-desa kami ini dengan ajaran itu. Pokonya yang telah terlanjur atau terlibat harus terungkap dulu.

Setelah itu, baru kita lihat perkembangannya atau tergantung hasil penyelidikan yang dilakukan pihak Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU), apakah mereka bisa kembali ke desa kami lagi atau tidak yang jelas itu semua tergantung apakah mereka benar-benar telah taubat atau hanya pura-pura, karena kami tidak mau lagi desa kami tercemar atau ternoda dengan aliran yang telah mendiskreditkan Allah dan nabi Muhammad. Selain itu kami menghimbau kepada warga desa kami khususnya dan umumnya warga Kabupaten Bireuen yang telah terlanjur atau yang pernah terlibat hendaknya segera menyerahkan diri kepada para ulama atau pemerintah supaya mereka dapat dikembalikan ke jalan yang benar kembali atau disyahadatkan kembali.
Begitu kata warga Desa Matang Sagoe, Kecamatan Peusangan, Bireuen, dalam sebuah pertemuan atau diskusi kecil di sebuah Warung kopi (Warkop) desa setempat, Kamis (7/10) malam, pada saat mereka hendak mengamankan sejumlah warganya yang diduga kuat terlibat aliran sesat untuk ketiga kalinya di desa mereka.

Suasana pertemuan yang terlihat diantara mereka sejumlah perangkat desa, lalu sattu persatu diantara mereka bicara memberikan pedapatanya.

Saat itu, seorang diantaranya dengan suara lantang menegaskan, masalah ini tak boleh dibiarkan karena ini menyangkut aqidah atau keyakinan ummat Islam yang terus dipengaruhi, makanya masalah ini harus segera diatasi, pihak pemerintah juga tak boleh tinggal diam atau jangan mengesankan kepada rakyat mereka tak mau ambil pusing atau diam saja.

”Bupati harus turun tangan dan jangan biarkan masalah ini terjadi, jangan cuma ngomong tegakkan syariat islam di Bireuen, sementara saudara kita telah ditukar aqidah oleh yang kami sebutkan misi misionaris atau non muslim yang berkedok aliran sesat ini, kalau kira-kira tak sanggup mengatasi para pemimpin yang sekarang sedang duduk manis lebih baik mundur saja, jangan ini hal sepele atau enteng karena kalau kita biarkan generasi kita akan jadi generasi yang murtad semuanya nauzubillah, nauzubillahi minzalik, baca saja sejarah spanyol bagaimana Islam di sana dulu dan sekarang apa yang teklah terjadi,” kata seorang tokoh masyarakat yang dibenarkan sejulah warga lainnya saat itu.

Terkait masalah ini, lanjut Tgk Munawar Yusuf seorang tokoh masyarakat setempat, pemerintah khusunya Bupati harus segera duduk dengan para muspida setempat untuk membahas masalah missi pemurtadan yang dilakukan pihak-pihak tertentu, karena menurut informasi masalah ini telah berlangsung lama dan baru terungkap sekarang ini. “Saya sangat kaget sekali mendengar adanya aliran sesat di desa kami ini, dan yang sangat sedihkan ada anggota keluarga dekat saya juga ikut terlibat, bahkan kabarnya keluarga dekat saya itu telah banyak berkorban untuk aliran yang menyesatkan itu, saya sangat sedih sekali dengan kejadian ini, namun pihak pemerintah terkesan asal-asalan menangani saja, hanya saja yang kami lihat yang serius menanganininya adalah pihak MPU dan polisi Wabup, sekda, sedangkan pihak bupati dan pihak DPR kemana mereka dan kenapa masih tinggal diam, kenapa mereka sampai sekarang masih diam saja, apakah menunggu semuanya masyrakat kita ini di kafirkan baru mereka sadar, atau jangan jangan mereka juga ikut terlibat, terus terang kami warga Desa Matang Sagoe jadi curiga juga kepada mereka sekarang karena kami lihat kenapa masalah agama telah dihina orang mereka masih diam saja, saya ngomong begini supaya mereka cepat bangun dan cepat mengatasi masalah ini,” kata  mantan anggota DPRK Bireuen 2004-2009 itu sambil membenarkan tempat duduknya sembari melihat kearah warga yang ikut nibrung dalam diskusi dadakan itu.

Setelah diam sejenak, Ketua PAN Bireuen itu, sambil membenarkan kacamatanya, melanjutkan ucapannya, mengenai aliran sesat itu, sebenarnya hanya kedoknya saja, namun yang sesungguhnya itu adalah misi agama tertentu supaya ummat Islam di Aceh hendak dijadikan kafir. “Kasus ini wajib tuntas, sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi, saya tak mendahulukan Allah ya, kalau masalah ini dibiarkan saya yakin akan nada hal-hal yang tak diinginkan terjadi, kalau tak percaya lihat saja nanti, karena saya lihat perkembangan semakin hari semakin panas saja,” ujar mantan Wakil Ketua DPRK Bireuen priode lalu itu yang diamini warganya saat itu.

Pembicaraan atau diskusi mereka makin lama makin hangat, lalu dari HP seorang warga yang ikut dalam diskusi itu masuk SMS, yang mengabarkan bahwa di desa itu agtau Keude Peusangan telah lama dan telah banyak warga yang telah dijerumuskan oleh pihak-pihak tertentu.”Sebenarnya masalah aliran sesat ini masalah lama, dan bahkan yang disebut-sebut namanya Tgk Harun Yusuf yang kabarnya pernah belajar ke Jawa mengenai aliran ini pernah ditangkap dan sudah pernah disyahadatkan kembali belasan tahun lalu oleh pihak muspika setempat, namun karena penangannya terkesan begitu-kepada pada ajaran baru itu bahkan yang sangat kita sesali dialah yang telah merekrut warga lainnya untuk menjadi pengikutnya,” sambung Tgk Munawar.

Setelah itu lanjutnya lagi, dia menghilang kabarnya di kembali belajar ajaran barunya itu, kemdian dia pulang dan membuka pengajian yang awalnya mengajarkan ilmu agama, selain menjalankan profesinya sebagai pemijat refleksi, kata Rizal seorang kepala Dusun yang dibenarkan Geuchiek desa setempat Armia.

Ditambahkan, persolan lama itu, sekarang mulai terungkap lagi, bahwa selama ini dia membuka pengajian untuk merekrut anggota-anggota sembari dia secara halus memperdalam aliaran sesat itu kepada para pengikutnya.”Awal-awalnya dia mengajarkan semacam kita lapan, lalu pelan-pelan bertukar, sehingga dalam aliran itu menyamakan Nabi Muhammad dengan Yesus, nauzubillah, dan setiap anggota yang telah dirtekrut diganti namanya dengan namanya yang non muslim seperti Yosua dan lain sebagainya.” Jelas Mahdi warga Desa Matang sagoe lainnya.

Malam semakin larut diskusi mereka semakin hangat, bahkan saat itu seorang warga mengeluarkan sebuah buka yang selama ini menjadi pedoman mereka, buku yang judulnya Ya Tuhanku kami Telah Bodoh, buku yang berbentuk kopian itu, isinya adalah memutar balikkan fakta serta menghujat dan menghina Islam, seperti dalam pada halaman terakhir ditulis Hajar aswad berada dalam kabah baitullah adalah kemaluan wanita dan yang melempar jamarah pada musim haji dikatakan sebagai kemaluan lelaki, begitu diantaranya isi buku itu selain ada kutipan-kutipan penggalan ayat quran yang salah menafsirkannya.”Sekarang yang kita sangat resah buku-buku ini dibagikan secera terselubung dan aka nada aksi buku itu akan diletakkan malam hari di depan pintu rumah kita orang Acehyang menjadi, kalau kita yang bacanya jadilah tak langsung terpedaya, namun kalau anak-anak kita yang membacanya, apa jadinya ini semunya,” tambah Mahdi dengan nada geram.

Setelah lama mereka diskusi, akhirnya merka juga mengambil kesimpulan sendirinya yang intinya warga Matang Sagoe telah kompak dan telah mau berbuat untuk menyelamatkan saudara-saudaranya yang terlibat, bahkan mereka tidak langsung anrkis walaupun ada juga yang sempat geram, namun mereka sebelum beraksi memberitahukan atau menyerahkan kepada pihak aparat keamanan.”Ini suatu yang positif saya lihat dari warga kami tak berbuat anarkis, namun jangan juga dianggap ini sepele karena kalau saya lihat warga mau berbuat selama pemerintah juga mau berbuat, namun kalu warga melihat tidak ada keseriusan dari pemenrintah saya khwatir yang tak kita duga akan terjadi juga, ini yang perlu dicegah sebenranya,” tambah Tgk Munawar.

Setelah mereka diskusi dan bermusyawarah saat itu, kemudian merka menghubungi pihak polisi lalu mereka brekasi menjemput beberapa warga yang diduga selama ini terlibat jaringan aliran sesat itu.

Namun sebelum mereka membubarkan diri, Tgk Munawar menghubungi Tgk Muda Wali Al Khalidy yang akrab disapa Abon Tanoh Mirah selain sebagai pimpinan pesantren di Desa tanoh Mirah dia juga sekarang adalah seorang anggota DPRA, lalu menyempaikan mengenai apa yang teerjadi di Desa Sagoe dan Peusangan umumnya.”Tolong teungku sampaikan kepada gubernur masalah aliran sesat ini, karena warga sudah sangat resah dan minta kepada Gubernur untuk memerintahkan bulati untuk turun tangan jangan diam saja,”lapornya, seraya menambahkan untuk lebih jelasnya tolong Tgk sampaikan kepada wartwan Waspada ini orangnya,” kata Munawar sambil menyerahkan HP kepada Waspada.

Saat itu Tgk Muda wali, langsung meberi tanggapannya dan mengatakan bahwa dia selaku komisi G yang menangani maslah agama telah duduk dengan pemerintah Bireuen dan Kapolres kamis (8/10).”Tadi kami telah duduk di ruang asisten bupati dan membahas masalah ini, mereka yang telah terlibat tterus diperiksa dan akan dilihat sejauhmana mereka keterlibatan mereka, namun yang namanya Tgk Harun itu sekarang menjadi DPO karena dia telah mengulangi lagi perbuatannya dan ini dia melanggar tentang pasal penistaan agama, sedang pera pengikutnya setelah dikembalikan kejalan yang benar juga mereka akan terus dibina namnu bila mengulangi lagi me3reka baru juga dijerat dengan pasal itu juga,” jelas Tgk Mudawali.

Menjawab Waspada ada kabar yang berhembus bahwa masalah pembinaan mereka telah terbentur masalah dana dan bagaimana solusinya, Tgk Mudawali mengetakan mereka dalam upaya pembinaan pihak MPU,” jawabnya singkat.

Seorang anggota polisi yang berada di lokasi saat warga mengamankan pengikut aliran sesat mengaku salut kepada warga Peusangan yang begitu proaktif membernatas aliran yang menyesatkan itu.”Mereka belum ada yang anarkis, walaupun jelas-jelas saudaranya sudah keliru beragama, ini yang kami salut, semoga selamanya begini karena negara kita ini negara hukum, semoga masyarakat juga menjujung tinggi hukum negara kita.

Sementara itu, mantan Ketua Majlis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) Bireuen, Tgk Munajar yang menghubungi Waspada Jumat (8/10), mengatakan, Bupati dan dewan wajib bertanggungjawab terhadap pemurtadan selama ini, dengan cara membentuk tim yang terdiri para ualama. “Bupati dan dewan bukan sekedar membangun fisik akan tetapi juga harus membina rohani rakyat dengan cara memberikan ilmu agama yang bekerjsama dengan ulama,” kata Tgk Munajar lewas SMS kepada Waspada.

Data Waspada, warga Peusangan dan Jangka yang telah diamankan dan telah diperiksa MPU setempat melebihi 50 termasuk 15 wanita yang diantaranya juga sudah berumur uzur yaitu pertama sekitar 11 orang, lalu 19, selanjutnya 11 dan Kamis (7/10) malam ada sekitar 8 orang lagi bertambah termasuk dua orang ibu yang masih memiliki anak bayi. Mereka diamankan warga lalu diserahkan kepada pihak Polres Bireuen dan kemarin mereka terlihat telah diamankan di gedung SKB Bireuen. waspada.co.id

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More