cari cari ...

Monday, September 27, 2010

Islamphobia Kampanye ‘Biadab’ Perburuk Islam

Gelombang Islamophobia semakin tampak di Amerika Serikat  dan negara-negara sekutu, seiring rencana pembangunan sebuah masjid dan Islamic Center di dekat reruntuhan gedung kembar, WTC New York. Padahal Walikota New York, Michael Bloomberg dan pejabat teras kota itu, bahkan Presiden Barack Obama –katanya–mendukung rencana pembangunan Islamic Center tersebut.

Rencana pembangunan masjid dan pusat budaya Islam itu ditentang keras oleh para politikus konservatif dan sejumlah warga AS. Mereka keberatan soal lokasinya, yang hanya berjarak dua blok dari lokasi runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) akibat serangan teroris 11 September 2001 tersebut. Menurut mereka, hal ini akan melukai perasaan keluarga ribuan korban yang tewas dalam serangan teroris itu.


Adalah mantan Gubernur Alaska yang pernah maju dalam pencalonan wakil presiden Amerika Serikat, Sarah Palin, menyatakan penolakannya atas rencana pembangunan masjid Ground Zero. Menurut Palin, tindakan itu akan mencabik-cabik hati orang-orang yang kerabatnya tewas dalam serangan 11 September 2001.
Ditambahkannya, “Untuk membangun sebuah masjid di Ground Zero adalah menusuk jantung terhadap keluarga korban tak bersalah dari serangan mengerikan beberapa tahun silam.” Dan penolakan terhadap pembangunan masjid itu tak hanya datang dari Partai Republik yang kini menjadi oposisi, penentangan juga disuarakan partai mayoritas, Demokrat. Anggota Senat dari Partai Demokrat, Harry Reid menentang pembangunan masjid yang terletak dua blok dari Ground Zero tersebut. Harry Reid meminta Islamic Center umat Islam di bangun di tempat lain dan jauh dari reruntuhan WTC.

Hemat kita, kampanye Islamphobia merupakan  trik Amerika dan antek-anteknya memperburuk citra Islam. Seakan-akan Islam identik dengan terorisme. Kita sedikit merasa senang bila benar Presiden Barack Obama menyambut baik ajakan Wapres Boediono untuk menghilangkan gejala ‘’Islamphobia’’ yang semakin terasa belakangan ini. Hal itu sangat tidak kita inginkan. Oleh karenanya, Wapres Boediono selaku delegasi Indonesia dalam KTT Asean – AS yang berlangsung di New York kemarin mengharapkan stigma negatif terhadap Islam itu harus dihilangkan karena tidak mendasar.

Kecurigaan terhadap Islam atau ajaran Islam dan pengikutnya sudah lama berkembang di masyarakat Eropa, Amerika, Yahudi. Puncaknya saat terjadi peristiwa WTC 11 September sembilan tahun lalu. Otak di balik penyerangan gedung kembar pencakar langit yang merupakan lambang kejayaan ekonomi Amerika dan juga gedung Pentagon sebagai kekuatan pertahanan militer Amerika disebut-sebut Osama bin Laden. Padahal, Osama pernah menjadi ‘’anak main’’ Amerika dan kemudian menjadi musuh utama Amerika dan antek-anteknya.
Sejak peristiwa menggemparkan dunia itu citra Islam semakin terusik, khususnya di negara-negara Eropa dan Amerika. Bahkan, dalam berbagai kegiatan, termasuk pelatihan militer selalu ada materi yang mengupas seputar kekhawatiran atau ketakutan terhadap Islam yang sebenarnya hal itu tidak mendasar.
Hemat kita, pengaruh Islamhobia sangat dirasakan oleh umat Islam yang tinggal di Amerika dan negara-negara Eropa. Mereka dalam kelompok minoritas tidak bisa berbuat banyak, selain menerima perlakuan tak manusiawi yang diterapkan di masing-masing negara maju itu. Untuk mendirikan masjid sulit, tidak dibolehkan, izinnya tak keluar, bahkan mendirikan menara masjid saja tidak dibolehan sehingga umat Islam yang berada di kalangan kelompok mayoritas agama lainnya menjadi sangat sengsara hidup dan kehidupannya.

Indonesia jelas menjadi ‘’sasaran’ tembak’ semua negara yang mengembangkan citra negatif terhadap image Islam. Sebutan Islamphobia memang menyakitkan buat umat Islam. Sikit-sikit terorisme, pelakunya tokoh Islam. Harusnya dilakukan klarifikasi dulu, jangan membuat kesimpulan atau vonis dengan stigma negatif teroris, Islamphobia dll. beritasore.com

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More