cari cari ...

Tuesday, October 5, 2010

168 Koleksi Benda Bersejarah Islam Dipamerkan

Medan ( Berita ) : Sebanyak 168 koleksi benda bersejarah Islam dipamerkan dalam kegiatan “Islam Dalam Budaya Sumatera” yang digelar di Museum Negeri Sumatera Utara mulai 4 Oktober hingga 4 November 2010.

“Berbagai macam benda bersejarah Islam dan foto-foto dipamerkan untuk meningkatkan kesadaran sejarah masyarakat,” kata Kepala Museum Negeri Sumut Sri Hartini di Medan, Senin [04/10].


Dia menjelaskan, pameran benda-benda bersejarah itu diikuti oleh delapan museum di Sumatera yaitu Museum Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.

“Dari ratusan benda-benda yang dipamerkan, kami menginginkan masyarakat bisa mengenal lebih jauh sejarah Islam pada masa lampau sehingga dapat menambah wawasan serta dapat mengembangkan ilmu sejarah mereka,” ujarnya.

Koleksi yang ditampilkan dalam pameran itu berupa benda aksara dan sastra seperti naskah Tarjumanul Mustafid dari Museum NAD, Kitab Nahu dari Lampung, naskah kuno dari Lampung, Al Quran tulisan tangan dari Jambi, dan Tambo Naskah Raja-raja dari Sumatera Barat.

Selain itu, ada juga Numismatika berupa telaah atau kajian mengenai mata uang atau tanda jasa yakni Derham (1297-1326 Masehi) yang terbuat dari emas dan merupakan mata uang berbentuk bundar milik Kerajaan Aceh Darussalam, Uang Tanah Melayu yaitu empat buah mata uang tembaga dari Pekanbaru tahun 1251 Hijriyah yang berfungsi sebagai alat tukar di Kerajaan Tanah Melayu.

Lebih lanjut, ujar Sri, ada juga Sigillografi yakni berupa bidang kajian yang membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan segel/cap/stempel/materai atau tera yang digunakan untuk menerakan bentuk-bentuk atau tulisan tertentu di atas permukaan suatu benda. “Fungsi Sigillografi sebagai penentu validitas yang dikeluarkan oleh kerajaan, lembaga, kongsi dagang, maupun perorangan,” katanya. Benda dari Sigillografi berupa cap Tuan Kadi dari Riau, duplikat stempel Sisingamangaraja X dari Sumut dan cap Palembang dari Sumatera Selatan.

“Kami berharap para pengunjung yang datang dapat mengenal sejarah Islam masa lampau baik dari benda-benda maupun foto-foto yang ada agar ke depan dapat menjaga serta melestarikan kebudayaan yang ada,” katanya. (ant ) www.beritasore.com

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More