Pemerintah Dinilai Tak Serius Siapkan Energi Alternatif. Kisah bulan madu minyak jarak yang dijanjikan pemerintah ternyata hanya isapan jempol. Sebab, kalau mau jujur, energi alternatif dari minyak jarak sebenarnya tak terlalu diperhatikan pemerintah. Setidaknya itulah yang diakui sejumlah petani pohon jarak di Ngaringan, Grobogan, Jawa Tengah, ketika ditemui baru-baru ini.
Tiga tahun silam, pemerintah sangat gencar memprogramkan minyak jarak sebagai alternatif pengganti minyak bumi. Namun lambat laun janji tersebut menguap hingga petani akhirnya mencabuti tanaman mereka. Soalnya, harga jualnya jauh lebih rendah bila dibanding biaya produksi.
Bukan hanya itu, pabrik pengolahan minyak jarak di Ngaringan yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga terlihat sepi. Bangunannya tidak terawat. Rumput-rumput liar tumbuh di halaman pabrik. Tanaman jarak yang tumbuh di sekitar pabrik tampak kering.
Kurangnya perhatian pemerintah juga dirasakan para petani jarak. Harga beli biji jarak yang sudah dikupas ternyata jauh dari harapan. Satu kilogram biji jarak hanya terjual Rp 1.000. Petani jelas merugi karena tak sebanding dengan biaya perawatan. "Kalau bisa Rp 5.000 lah per kilo," ujar Ikhsan, petani.
Itulah sebabnya, Ikhsan dan petani lain memilih meninggalkan tanaman jarak dan menggantinya dengan tanaman lain, seperti jagung dan padi. "Soalnya menanam jarak, harganya belum sesuai dengan tenaganya," tambah Maryoto, petani lain.
Kini minyak jarak nyaris tak bisa ditemui di Grobogan. Kompor jarak dan alat giling jarak yang diberikan pemerintah pun tidak terpakai. "Karena sudah mati semua. Harganya juga sangat murah," ungkap Robbun, ketua kelompok tani.
Wajar jika petani lantas menuntut keseriusan pemerintah, terutama untuk menaikkan harga jual biji jarak. Mereka berjanji akan kembali menanam jarak. Sedangkan pemerintah juga tidak pusing menyediakan bahan bakar murah alternatif bagi rakyat.
liputan6.com Pemerintah Dinilai Tak Serius Siapkan Energi Alternatif
0 comments:
Post a Comment