Kalau Harga BBM Bisa Ditahan, Kenapa Harus Naik? Pengamat Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa menilai bukan saatnya bermain di harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, karena indeks kepercayaan konsumen saat ini rendah.
"Saya sebagai pengamat kalau survei dari indeks kepercayaan konsumen sekarang bukan saat yang tepat untuk main-main (menaikkan) harga BBM," ungkap Purbaya kala dihubungi di Jakarta, kemarin.
Purbaya menjelaskan, tekanan inflasi yang cukup besar di sektor pangan membuat kepercayaan konsumen pada pemerintah mengalami penurunan hingga titik terendah. Karenanya menyetabilkan kepercayaan diharapkan tidak terjadi kenaikan.
"Kepercayaan konsumen berada pada titik yang rendah jadi kalau bisa ditahan ya ditahan dulu. Kita kan baru digempur inflasi pangan beberapa bulan terakhir, Maret, April ada harapan pangan itu turun. Kita buat masyarakat tenang dulu dengan itu, jadi supaya tidak ada kenaikan dulu," tambahnya.
Setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, lanjutnya, baru lah harga BBM bisa disesuaikan. "Setelah itu membaik baru main-main dengan harga kalau perlu, kalau sekarang untuk sekarang terlau riskan dari indeks kepercayaan konsumen termasuk kepercayaan konsumen kepada pemerintah," imbuhnya.
Namun demikian, Purbaya mengaku lebih menyetujui usulan untuk menaikkan harga, dengan catatan jika desain kebijakan pembatasan BBM bersubsidi dirasa kurang memadai.
"Kalau desain kebijakannya jelek dan dampaknya sama saja seperti menaikkan, ya sudah sekalian saja dinaikkan, tapi bukan berarti suruh naikin kalau disuruh pilih antara dua itu yang pilih yang naikin kalau emang desain kebijakannya jelek," ungkapnya.
okezone.com Kalau Harga BBM Bisa Ditahan, Kenapa Harus Naik?
0 comments:
Post a Comment