cari cari ...

Tuesday, November 9, 2010

Setelah Afghanistan dan Irak, Iran Target Utama AS

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan kehadiran Amerika di Irak dan Afghanistan membuktikan kebenaran bahwa AS adalah kekuatan destruktif di dunia.
Sebagaimana dilaporkan Farsnews, Ahmadinejad mengungkapkan, Gedung Putih mengucurkan jutaan dolar untuk membiayai perang yang disulutnya sendiri di Afghanistan dan Irak. 

"Namun, kedua perang itu justru menjadi bumerang bagi AS, " tutur Ahmadinejad.
"Sepuluh tahun yang lalu, mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush memutuskan untuk menduduki Afghanistan dan Irak melalui propaganda dan konspirasi. Dan target berikutnya adalah Iran," demikian Ahmadinejad menegaskan. 

Ahmadinejad menilai sanksi sebagai upaya musuh untuk menghambat kemajuan bangsa Iran.
Pada bulan Juni lalu, Dewan Keamanan PBB mengadopsi putaran keempat sanksi atas Tehran di bawah tekanan kuat AS, dan mengklaim program nuklir Iran berpotensi diarahkan untuk aplikasi militer.

Tak lama setelah penerapan sanksi PBB, Amerika Serikat, yang memiliki dan menggunakan senjata nuklir di masa lalu, dalam sebuah langkah yang bermotif politik memberlakukan sanksi tambahan terhadap Republik Islam Iran, yang tidak memiliki senjata nuklir, guna menjegal pengembangan teknologi nuklir sipil.

AS kemudian menekan Jepang, Kanada, dan Australia untuk memberikan sanksi sepihak terhadap Republik Islam Iran, terutama mengenai investasi sektor industri energi.
Sebagai anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Iran berhak memiliki untuk menggunakan energi nuklir untuk pembangkit listrik dan penelitian medis.

"Kini, sanksi telah berubah menjadi peluang bersejarah," kata Ahmadinejad.
Total nilai ekspor Iran mencapai $14,448 milyar yang menunjukkan peningkatan 23 persen dibandingkan tahun lalu. Ahmadinejad menegaskan, "Setiap langkah positif di Iran meningkatkan kebencian musuh-musuh kemanusiaan, namun menciptakan peluang bagi kemajuan dan perkembangan negara lain."(IRIB/PressTV/IRNA/PH) indonesian.irib.ir

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More