cari cari ...

Friday, November 5, 2010

Pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia: “TOLAK OBAMA, (Presiden Negara Penjajah)”

KANTOR JURU BICARA
HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomer: 187/PU/E/11/10
Jakarta, 05 November 2010/28 Dzulqa’dah 1431 H
PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA
“TOLAK OBAMA,
(Presiden Negara Penjajah)

Setelah berulang kali tertunda, diberitakan Presiden AS Barack Obama pada 09 - 10 November mendatang akan berkunjung ke Indonesia di tengah negeri ini tengah ditimpa banyak bencana. Dalam kunjungan itu, disamping akan melakukan public speech, Presiden Obama bersama Presiden SBY akan menandatangani  naskah Kemitraan Komprehensif (Comprehensif Partnership) yang diyakini akan menjadi landasan kokoh bagi peningkatan hubungan  AS dan Indonesia di masa mendatang.

Berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan bahwa sesungguhnya Obama adalah presiden dari sebuah negara yang saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan. AS juga terus menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tak terhitung besarnya kerugian yang ditimbulkan. Menurut penelitian John Hopkins University, akibat invasi AS ke Irak sejak tahun 2003 lebih dari 1 juta warga sipil Irak tewas. Memang dulu ketika AS menginvasi Irak dan Afghanistan, AS dipimpin oleh Presiden Bush. Tapi Obama tidak mengubah kebijakan biadab itu. Memang sebagian pasukan AS sudah ditarik dari Irak, tapi masih banyak lagi yang tinggal. Belum lagi beres urusan Irak, Obama bahkan sudah menambah 30 ribu pasukan ke Afghanistan. Itu artinya tingkat kerusakan dan penderitaan rakyat di sana, termasuk yang kemungkinan bakal tewas, akan meningkat.
Sosok presiden seperti itulah yang rencananya akan berkunjung ke Indonsia. Sebuah sosok yang kejam, yang tidak beda dengan Bush, yang tangannya berlumuran darah, dan yang tidak memiliki rasa belas kasih sedikitpun. Obama hingga sekarang juga tidak sedikitpun mengungkapkan rasa simpati terhadap para korban invasi Israel ke jalur Gaza di awal tahun 2009 lalu. Jangankan simpati terhadap korban atau kutukan terhadap pelaku, menyinggung peristiwa itu saja tidak pernah ia lakukan. Padahal itu peristiwa besar dengan korban lebih dari 1.300 orang tewas, yang telah menarik perhatian masyarakat dunia. Tapi bagi Obama, tragedi Gaza itu seolah tidak pernah ada.

Obama memang tamu. Tapi tamu itu ada dua macam. Tamu yang baik dan tamu yang bermasalah. Obama adalah jenis tamu yang kedua, karena dia hingga sekarang terus menghancurkan negeri-negeri Muslim dan membunuhi rakyat di sana.

Tambahan lagi, Indonesia dalam pembukaan UUD 45 telah menegaskan penentangannya terhadap segala bentuk penjajahan, dan oleh sebab itu penjajahan itu harus dihentikan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bila konsisten dengan prinsip ini semestinya Indonesia juga harus menentang penjajahan yang dilakukan oleh AS di Irak dan Afghanistan. Dan bentuk paling ringan dari penentangan itu adalah menolak kehadiran presiden dari negara penjajah itu.
Juga, kedatangan Presiden Obama hanyalah merupakan bagian dari politik belah bambu di dunia Islam. AS berusaha menampilkan citra positif di satu negara muslim seperti Indonesia, untuk menutupi kejahatannya di negeri Islam lainnya (Irak, Afghanistan, Palestina, Pakistan dan lainnya) sehingga AS tetap bisa meraih dukungan dari negeri-negeri muslim atas semua tindakan kejinya yang dilakukan di negeri muslim yang lain.
Maka, berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
  1. Menolak kehadiran Presiden AS Barrack Husein Obama ke Indonesia karena  dengan semua tindakan brutal di sejumlah negeri muslim seperti Irak, Afghanistan dan di perbatasan Pakistan - Afghanistan termasuk di Indonesia itu, berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam. Serangan terhadap satu negeri Islam hakikatnya adalah serangan terhadap seluruh umat Islam. Oleh karena itu, dalam pandangan syariat Islam, AS sekarang ini termasuk kategori muhariban fi’lan atau negara yang dalam status memerangi umat Islam secara de facto. Presiden dari sebuah negara seperti itu tidak layak untuk diterima sebagai tamu.
  2. Kunjungan Presiden AS Obama ke Indonesia tidak lain adalah untuk mengokohkan kepentingan politik dan ekonomi AS di negeri ini. Indonesia adalah negara yang sungguh penting buat AS. Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia. Kaya sumberdaya alam, khususnya energi. Banyak perusahaan AS khususnya di bidang migas dan pertambangan yang beroperasi di Indonesia. Kunjungan Obama ke Indonesia untuk memastikan bahwa Indonesia tetap dalam orbit pengaruhnya. Secara politik tetap menganut sistem dan ideologi sekuler. Dan secara ekonomi, kepentingan ekonomi AS tetap terjaga. Artinya, kunjungan Presiden Obama akan semakin mengokohkan penjajahan (tidak langsung) AS atas negeri ini. Naskah Kemitraan Komprehensif yang ditandatangani oleh Obama dan SBY diyakini justru akan semakin mengokohkan genggaman negara imperialis itu. Dengan kata lain, Kemitraan Komprehensif membuka jalan bagi Penjajahan Komprehensif. Maka, di tengah banyaknya  bencana yang tengah melanda, kehadiran Presiden Obama tak pelak bakal menimbulkan bencana yang lebih dahsyat lagi, yakni makin kokohnya penjajahan AS atas negeri ini.
  3. Riwayat hidup Presiden Obama yang masa kecilnya pernah tinggal dan bersekolah di Jakarta, juga ada di antara nenek moyangnya yang beragama Islam tidak bisa dijadikan dasar untuk mengistimewakan dirinya. Penilaian atas Obama harus didasarkan pada apa yang dilakukan saat ini selama menjadi Presiden AS. Jangankan sekadar pernah tinggal di Indonesia dan ada nenek moyangnya beragama Islam, seorang warga negara Indonesia yang Muslim sekalipun bila tangannya berlumuran darah, membunuh banyak orang tetap saja harus kita hukum. Ingatlah pada sebuah hadits di mana Rasulullah menyatakan bahwa andai Fatimah anak perempuan Muhammad mencuri niscaya pasti juga akan dipotong tangannya.
  4. Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang mewujudkan kehidupan Islami dimana di dalamnya diterapkan syariah Islam di bawah naungan Khilafah. Hanya dalam kehidupan seperti itu saja, izzul Islam wal muslimin termasuk perlindungan terhadap negeri-negeri muslim dan harkat, martabat serta kehormatan umat Islam bisa diwujudkan. Dalam sistem sekular dengan penguasa tidak amanah seperti sekarang ini, umat Islam dan negeri-negeri muslim akan terus menerus dilecehkan, dihisap dan dihancurkan oleh negara kafir penjajah, dan untuk sekadar menolak kehadirannya pun tidak mampu.
Wassalam,
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

hizbut-taharir.co.id

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More