Aksi unjuk rasa peringatan setahun kepemimpinan SBY-Budiono oleh Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Alun-alun Simpang Tujuh, Rabu (20/10) siang sempat memanas.
Aparat terpaksa menghentikan aksi pembakaran kertas atribut yang digunakan untuk demo. Meskipun sempat terjadi aksi saling dorong antara beberapa demo dan petugas, namun hingga akhir acara tidak ada insiden yang lebih serius.
Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, awalnya kegiatan berlangsung tenang, pukul 09.00. Sebanyak 20 peserta aksi secara bergantian menyampaikan orasi. Sedangkan jumlah personel keamanan dari Polres Kudus mencapai seratusan orang.
Isi orasi, mereka menilai kebijakan kedua pemimpin tersebut belum sesuai yang diharapkan. Orasi dilanjutkan dengan pembakaran kertas dan atribut demo. Karena dinilai mengganggu arus lalu lintas, seorang petugas langsung berusaha memadamkamkannya.
Tindakan tersebut memicu protes dari sejumlah pendemo. Aksi dorong sempat terjadi beberapa detik, karena kedua belah pihak bersikukuh pada sikapnya masing-masing. Hanya saja, setelah dilakukan pembicaraan, keduanya sepakat aksi dilanjutkan. Anggota PMII kemudian melanjutkan berorasi dan sambil mengelilingi Simpang Tujuh.
Sekitar pukul 11.00 mereka membubarkan diri dengan tertib. Koordinator aksi, Amir Faisol, melalui rilisnya menyatakan banyak kebijakan pemerintah yang akhirnya justru memicu persoalan baru.
"Misalnya kasus lumpur Lapindo," katanya. Tak hanya itu, mereka juga menilai pemerintah belum sepenuhnya dapat menyelesaikan
persoalan kerakyatan, mulai dari kemiskinan dan konflik horizontal. Bahkan, kelompok tersebut juga mempertanyakan sikap pemerintah dalam mengatasi dinamika dengan negara tetangga, Malaysia. suaramerdeka.com
cari cari ...
Tuesday, October 19, 2010
Demo SBY-Budiono di Kudus Memanas
10:53 PM
admin
No comments
0 comments:
Post a Comment