Pemerintah Gagal Jaga Kuota BBM Bersubsidi. Jebolnya kuota BBM bersubsidi dianggap sebagai kesalahan manajerial pemerintah. Pemerintah gagal meredam lonjakan pemakai BBM bersubsidi sejak dini.
"Dikatakan konsumsinya banyak. Kalau konsumsinya banyak yang salah siapa, pemerintah atau rakyat? Yang salah itu pemerintah," ujar Pengamat Ekonomi dari Econit Hendri Saparini usai jumpa pers di ruang fraksi PDI-P, Gedung DPR, Jakarta, Selasa(8/3/2011).
Menurutnya, lonjakan penggunaan BBM bersubsidi bisa diatasi bila pemerintah menyediakan transportasi publik. Dia mencontohkan 64 persen BBM bersubsidi itu ternyata digunakan masyarakat pengguna sepeda motor.
"Mengapa sepeda motor itu banyak, itu karena masyarakat menilai itulah yang lebih murah. Itulah yang lebih mudah dibandingkan transportasi publik," katanya.
Hendri pun mempertanyakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil. "Apakah berarti yang miliki mobil itu orang kaya? Saya tanya berapa persen mobil mewah, ternyata sebagian besar adalah mobil denan CC dibawah 1500. Dan berapa sebenarnya pendapatan masyarakat yang memiliki mobil tadi. Itu bukan orang kaya."
Dia berharap, pemerintah segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah lonjakan penggunaan BBM bersubsidi.
"Kalau kata konstitusi tidak membolehkan, kita harus cari cara lain. Pemerintah wajib mencari alrternatif lain yang lebih adil dan tidak menyalahi konstitusi," imbuhnya.
tribunnews.com Pemerintah Gagal Jaga Kuota BBM Bersubsidi
0 comments:
Post a Comment