Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menegaskan bahwa aparat jangan mengeneralisir keinginan mendirikan Khilafah Islamiyah dan penegakan syariat Islam adalah ciri khas ‘teroris’. Sebab suatu keinginan yang baik dan wajar yang ada pada setiap Muslim yang taat.
“Cita-cita menegakkan Khilafah dan syariat itu hal yang biasa dan normal pada diri seorang Muslim, jadi jangan terjadi generalisasi karena sangat membahayakan,” tegas Ismail, di Jakarta Selasa (9/11).
Hal ini dikatakannya menanggapi pernyataan Kabid Pencegahan Mabes Polri Kombes Pol Herwan Chaidir yang mengeneralisir dengan menyatakan ‘jangan memberi tempat pada kelompok radikal’ pada acara halaqoh penanggulangan teroris di kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sabtu (6/11) di Jakarta.
Menurut Ismail, aparat harusnya merinci dengan jelas kelompok radikal yang tidak ingin diberi tempat di Indonesia dengan ciri-ciri ingin menegakkan Khilafah Islamiyah itu seperti apa, karena menurutnya radikalisme itu masih umum pemaknaannya.
“Polisi harus memberikan definisi yang jelas, apa itu radikalisme, karena radikalisme tidak identik dengan terorisme,” ujar Ismail.
Lebih lanjut lagi, cita-cita memperjuangkan Khilafah tidaklah menunjukkan sebuah gerakan terorisme, karena itu cita-cita yang tidak ada masalah di alam demokrasi.
“Memangnya salahnya apa, bercita-cita menegakkan Khilafah? Makanya jangan ada generalisasi, seolah-olah kelompok lain ingin menegakkan Khilafah identik dengan kelompok terror,” pungkas Ismail. warta-indonesia.com
cari cari ...
Thursday, November 11, 2010
pejuang khilafah bukan teroris
1:11 AM
admin
No comments
0 comments:
Post a Comment