Syabab.Com - Hari ini kita menyaksikan, hati penguasa tak sejalan dengan keinginan rakyat. Para penguasa lebih memilih melayani negara penjajah, dibandingkan mengurusi kemuliaan rakyatnya. Ribuan orang turun ke jalan melakukan aksi anti-AS di berbagai daerah di Pakistan untuk memprotes pengadilan Amerika terhadap ilmuwan Pakistan, srikandi umat. Di kota-kota besar di seluruh Pakitan, Hizbut Tahrir setempat mengadakan aksi unjuk rasa mengutuk putusan Amerka memenjarakan Dr. Aafia Siddiqui atas tuduhan palsu.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk dan poster-poster bertuliskan, "Wahai Penguasa Muslim, Dengar Teriakkan Aafia, Apakah Tidak ada Mu'tashim Diantara Kalian", dan "Wahai Tentara Pakistan, Bangunlah Selamatkan Aafia, Dirikan Khilafah Perisai Kaum Muslim".
Protes pada hari Jumat itu terjadi setelah pengadilan New York menjatuhkan hukuman sampai 86 tahun penjara bagi Aafia Siddiqui, seorang ilmuwan Muslimah berusia 38 tahun.
Ratusan petugas kepolisian dikerahkan di seluruh ibu kota Islamabad untuk menghentikan pengunjuk rasa yang marah tersebut berjalan ke kedutaan besar AS.
Di Kota Karachi, polisi menembakkan gas air mata untuk mencegah pengunjuk rasa bergerak menuju konsulat AS. Di Multan, puluhan aktivis termasuk para pengacara memblokir lalu lintas.
Siddiqui, dipaksa dinyatakan bersalah atas tuduhan yang dipaksakan, mencoba membunuh agen FBI dan anggota militer AS di Afghanistan. Kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa dia diculik dan ditahan di penjara-penjara rahasia AS di luar negeri.
Demikianlah, Amerika Serikat memperlihatkan ketidakadilan dan tidak manusiawinya "kebebasan dan demokrasi". Anehnya, para penguasa di negeri-negeri Muslim masih juga memilih berjabat tangan bersama Amerika dibandingkan melindungi rakyatnya.
Hal tersebut berbeda jika kaum Muslim memiliki perisai umat di bawah naungan Khilafah. Maka Khilafah akan memberikan pelajaran bagi AS yang telah bertindak sewenang-wenang. Insya Allah, tidak akan lama lagi! [m/f/prstv/syabab.com]
0 comments:
Post a Comment